MAKALAH
PERBEDAAN INDIVIDU PESERTA DIDIK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Perkembangan Peserta Didik”
Dosen
Pembimbing :
Umi Hanik M.Si
Oleh;
Fendi pradana
Ahmad syarkawi
Hammad
Zahriadi
Futihatun ningsih
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM
AL-KHAIRAT PAMEKASAN
FAKULTAS BIMBINGAN
KONSELING
KATA PENGANTAR
Puji syukkur kami
panjatkan atas hadirat ilaihi robbi yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
makalah ini dapat di selesaikan dengan baik dan hasil akan bermamfaat, serta
memberikan wawasan kepada pembaca.
Makalah ini kami susun sebagai salah
satu syarat wajib untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK” semester 2 dengan judul yang penulis angkat adalah
“Perbedaan individu
peserta didik”
Penulis sampaikan terima kasih
kepada pihak- pihak yang telah mendukung penyelesaikam masalah ini, serta desen
pembimbing kami, terutama kepada
1.
Ibu Umi Hanik M.Si selaku dosen mata kuliah,
2.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu yang terlah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini .
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai manusia bisa memiliki banyak
kekurangan dan kesalahn serta masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
komentar, kritik, dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya
Dengan kerendahan hati kami mohon kepada allah yang maha esa semoga
makalah ini bermamfaat bagi para pembaca serta pihak yang memerlukan.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar
para pendidik bisa memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. Setiap
individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya
permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui
berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan
kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,
perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian,
perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya etnis, dan faktor
pendidikan.Perkembangan zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam
masyarakat.
Aspek
perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb.
Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya,
pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan
pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial,
masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun pada umumnya
masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih
perlu mendapatkan bantuan.
B.
Rumusan
Masalah
a. Apa pengertian individu?
b. Bagaimana karakteristik individu?
c. Apa saja perbedaan individu?
a. Apa pengertian individu?
b. Bagaimana karakteristik individu?
c. Apa saja perbedaan individu?
C.
Tujuan
a. Menjelaskan pengertian individu
b. Mengetahui dan memahami karakteristik individu
c. Mengetahui perbedaan individu
a. Menjelaskan pengertian individu
b. Mengetahui dan memahami karakteristik individu
c. Mengetahui perbedaan individu
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang lain
dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban
oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan
tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa
memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu
sendiri
Peserta didik sebagai obyek dari pendidikan sangat urgen untuk
diperhatikan dari berbagai faktor. Faktor tersebut yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan dari
peserta didik tersebut. Diantara perkembangan perserta didik tersebut adalah
bagaiman bagaimana dari individu dan karekteristiknya
Dari paparan singkat diatas, maka kami akan mencoba menyajikan
dalam tulisan ini apakah itu sebenarnya individu, karakteristik dan
permasalahannya. Sebab dalam dunia pendidikan kita perlu untuk mengetahui
segala perkembangan peserta didik termasuk dari individu-individu dan karakteristik
peserta didik tersebut
1.
Pengertian
Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut
pandang . Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek
filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek
material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai
kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir
atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik
atau homo educandum dan seterusnya Dalam kamus echols & shadaly (1975),
individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan,
dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk
anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan
akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan
sikap-sikapny
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan. . Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan
kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar
dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam
perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan
alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin
besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang
dibutuhkannya.
2.
Karakteristik
Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan
(heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan.
Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak
lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
Kepribadian, prilaku apa yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh
seseorang (individu) merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis
sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan Natur dan nature merupakan
istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik
individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat
perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis
keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya
pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan
dipengaruhi oelh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
3.
Perbedaan
Individu
Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang
menonjol, yaitu:
(i) semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya,
(ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia – secara biologis dan sosial – tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
(i) semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya,
(ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia – secara biologis dan sosial – tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian
ialah perbedaan dalam:
Garry
1963 (Oxendine, 1984: 317) mengatagorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang berikut :
1. Perbedaan fisik : usia, tingkat dan
berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan social termasuk statuuus
ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk
watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan perbedaan
dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian
di sekolah..
Makna “perbedaan” dan perbedaan individu menurut lindgren (1980)
menyangkut variasi yang terjadi baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis
adapun bidang bidang dari perbedaanya yakni
a.
Perbedaan
Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi
tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai
segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu
persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi
miliknya.
b.
Perbedaan
Kecakapan Bahasa
Bahasa
merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk
ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan
berbaha sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta
faktor fisik (organ bicara).
c.
Perbedaan
Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan
untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf
pusat untuk melakukan kegiatan.
d.
Perbedaan
Latar Belakang
Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat
memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk
menguasai bahan.
e.
Perbedaan
Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan
pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala
lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada
rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
f.
Perbedaan
Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi
sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya
anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang
sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
g.
Perbedaan
Tingkat Pencapaian
Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan
memeriksa hasil pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian
anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam
posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat,
sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar
yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki
kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika.
h.
Perbedaaan
Lingkungan Keluarga
Anak-anak
berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan
pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang
berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya,
anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang
tua tanpa pendidikancendrung menjadi pebelajar yang lambat cenderung menjadi
pebelajar yang lambat. Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap
sikap anak dalam menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi
positif antara sikap anak terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap
mata pelajaran ini.
i.
Latar
Belakang Budaya dan Etnis
Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya
dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya
yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu
pendidikan
j.
Faktor
pendidikan
Factor pendidikan mempengaruhi prestasi dalam bidang akademik.
Anak-anak yang memperoleh hasil yang selalu efektif, penuh arti, sebagai contoh
program matemtika yang dianjurkan, cenderung berada di atas rata-rata dan
menjadi pebelajar yang cepat. Murid yang memiliki sedikit pengalaman, seringnya
mengikuti metode drill tanpa akhir untuk belajar teknik menghitung dan
menghapalkan operasi dasar matematika biasanya mengalami kesulitan dalam
memahami matemtika dasar tahap lanjut.
4.
Masalah
individu
A.
Masalah
kebutuhan individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu
bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas,
dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan
masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkunagan Dengan berpegang kepada
prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara dalam memenuhi kebutuhannya,
maka kegiatan belajar pada hakikatnya merupakan perwujudan usaha pemenuhan
kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari hal tersebut, baik dalam
mengenal kebutuhan-kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan
yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti telah
dikatakan di atas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak
menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. Pada umumnya secara psikologis
dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis
dan kebutuhan sosial/psikologis.
Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan
ialah kebutuhan:
1.
memperoleh
kasih saying
2.
memperoleh
harga diri
3.
untuk
memperoleh pengharapan yang sama ingin dikenal
4.
memperoleh
prestasi dan posisi
5.
untuk
dibutuhkan orang lain
6.
merasa
bagian dari kelompok
7.
rasa
aman dan perlindungan diri
B.
masalah
penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara
pernenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi
kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang
disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi
kebutuhan ini, individu harus dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala
kemungkinan yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri.
Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkunganbaik lingkungan
sekolah, rumah maupun masyarakat baik lingkungan sekolah, rumah maupun
masyarakat. Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai
masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan
gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau
penyesuaian yang baik. Dan sebaliknya jika individu gagal dalani proses
penyesuaian diri tersebut, disebut “maladjusted” atau salah suai.
C.
Masalah
belajar
Dalam proses belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi
pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar, misalnya
bagamana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil, memilih
rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa,
penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi
siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan
waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar
berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dsb.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut
pandang . Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek
filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek
material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai
kondisinya Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan
kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,
perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian,
perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor
pendidikan.
B.
SARAN
Syukur alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
sehingga penyusun masih jauh dari harapan, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari
semua pihak, terutama Dosen. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi para
pembaca, baik bagi siswa,orang tua,guru dan masyarakat.Jika yang
membaca adalah seorang siswa, hendaknya ia mengetahui dan mempelajari
tugas-tugas perkembangan dengan baik serta dapat menerapkannya.Jika orang
tua, hendaknya ia dapat mengontrol tugas-tugas perkembangan anak yang belum
diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta mengantarkan ke arah
yang positif.Orang tua dan guru membantu menyelesaikan tugas
perkembangan sehingga mencapai tingkat sempurna.dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik walupun masih ada kekurangan dan tentunya
DAFTAR PUSTAKA
Sugihartono. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
UNY Press.
Sumadi,
Sur Nasution, S. 2005. Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar..
yabrata. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Anonim. 2013. Program Pengajaran Individual. pada tanggal 4
Oktober 2013.
Deazy Wulan. 2010. Srategi Pembelajaran. Dinduh dari pada
tanggal 4 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar