MAKALAH
BIMBINGAN DAN
KONSELING
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Media Pembelajaran”
yang dibina oleh
Bapak Nokman Efendi S.Pd
OLEH :
Fendy Pradana
Ahmad Holili
Erfan Maulana
Endang Munawaroh
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
STAI AL-KHAIRAT
PAMEKASAN
PRODI S-1 BIMBINGAN
DAN KONSELING
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah dan puji syukur atas kehadirat Allah swt
karena berkat limpahan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa ridha dan
kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat dirampungkan.
Tak lupa pula kami haturkan shalawat beriring salam kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh
dengan ilmu dan terang benderang ini.
Makalah
ini disusun agar mempermudah proses pembelajaran tentang Fungsi Layanan
Konseling.Dengan adanya makalah ini semoga bisa digunakan sebagai sarana untuk
menimba ilmu dan belajar bersama.
Akhirnya,
sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak”. Demikian juga dengan
makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Kami mengharapkan saran dan
kritik, khususnya dari teman-teman sangat kami harapkan. Kebenaran dan
kesempurnaan hanya Allahlah yang punya.
Bersama
makalah ini kelak Anda akan menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
Selamat belajar, semoga Anda menjadi umat terbaik di mata sesama manusia, juga
di mata Allah swt.
Pamekasan, 30
November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Layanan
bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya
masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik
akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan
yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, serta
perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun manajemen.
Layanan
bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan
diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan
terhadap perkembangan peserta didik,tidak hanya untuk peserta didik yang
bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas pada peserta didik tertentuatau yang perlu‘dipanggilsaja”,
melainkan untuk seluruh peserta didik
Dalam
makalah ini akan dibahas secara lebih jelas tentang fungsi layanan konseling.
B.
Permasalahan
1.
Apa yang dimaksud dengan Layanan
Konseling?
2.
Apa Tujuan Layanan Bimbingan dan
Konseling?
3.
Apa Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan
Konseling (BK) di Sekolah?
4.
Apa saja Macam-Macam Layanan Bimbingan
dan konseling?
5.
Apa saja Kegiatan Pendukung Layanan
Bimbingan dan Konseling?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui dan memahami apa
yang dimaksud dengan Layanan Konseling.
2.
Untuk mengetahui dan memahami apa
Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling.
3.
Untuk mengetahui dan memahami apa Fungsi
dan Tujuan Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah.
4.
Untuk mengetahui dan memahamiapa
saja Macam-Macam Layanan Bimbingan dan konseling.
5.
Untuk mengetahui dan memahamiapa
saja Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Layanan Konseling
Layanan
diambil dari kata layan yang berarti menanggapi, membimbing dan membantu. Dalam
bahasa inggris “layan” berartito serve, guidancedanto help. Menurut Tolbert,
bimbingan adalah layanan yang diarahkan untuk membantu individu agar mereka
dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam
semua aspek kehidupannya sehari-hari. Bimbingan merupakan layanan khusus.
Jadi,
dapat disimpulkan layanan itu sama dengan bimbingan yang berarti (1) sejenis
pelayanan kepada individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan
tujuan dengan tepat, dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan tempat mereka hidup; (2) proses pemberian
bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri,
memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan
tuntutan lingkungan; dan (3) cara untuk memberikan bantuan kepada individu
untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan
yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya.
Sedangkan
konseling merupakan layanan di dalam bimbingan, tetapi layanan ini sangat
istimewa karena sifatnya yang lentur atau fleksibel dan komprehensif.
[1]Apabila kita melihat model bimbingan dan konseling komprehensif yang
dikembangkan oleh ASCA secar utuh, terdapat 4 komponen utama yang saling
berhubungan, yaitu: [2]
1.
Landasan Berfikir (Foundation)
2.
Sistem Layanan(Delivary System)
3.
Sistem Manajemen(Management Sytem)
4.
Akuntabilitas (Accountabilitas)
Konseling
merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau
teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang
medasar, yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan,
dan perasaan.
Menurut
Leona E. Tylor, ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan prinsip-prinsip
konseling. Kelima krakteristik tersebut adalah:
a.
Konseling tidak sama dengan
pemberian nasihat (advicement), sebab di dalam pemberian nasihat proses
berpikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedang dalam konseling proses
berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri.
b.
Konseling mengusahakan
perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola-pola
hidup.
c.
Konseling lebih menyangkut sikap
daripada perbuatan atau tindakan.
d.
Konseling lebih berkenaan dengan
penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual.
e.
Konseling menyangkut juga hubungan
klien dengan orang lain.
Konseling
memegang peranan penting dalam bimbingan, sering disebut sebagai jantungnya
bimbingan (counseling is the heart of guidance), konseling sebagai inti
bimbingan (counseling is the core of guidance), konseling sebagai pusatnya
bimbingan (counseling is the centre of guidance). [3]Sebab dikatakan jantung,
inti, atau pusat karena konseling ini merupakan layanan atau teknik bimbingan
yang bersifat menyembuhkan (curative).
B.
TujuanLayananBimbingandan Konseling
Adapun
tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
1.
Merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
3.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4.
Mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
1.
Mengenal dan memahami potensi,
kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
2.
Mengenal dan memahami potensi atau
peluang yang ada di lingkungannya.
3.
Mengenal dan menentukan tujuan dan
rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
4.
Memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri.
5.
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
6.
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya.
7.
Mengembangkan segala potensi dan
kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
C.
Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan
Konseling (BK) di Sekolah
Fungsi dari
bimbingan dan konseling di sekolah di antaranya:
1)
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara
dinamis dan konstruktif.
2)
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang
berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan
kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan
orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku
yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok,
penyalahgunaan obat-obatan,drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3)
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi
bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah
lainnya secara sinergi sebagaiteamworkberkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat(brain storming),home
room, dan karyawisata.
4)
Fungsi Perbaikan (Penyembuhan),
yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan
upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat
digunakan adalah konseling, danremedial teaching.
5)
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan
fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun
di luar lembaga pendidikan.
6)
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi
membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf,konselor,
dan guruuntuk menyesuaikanprogram pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para
guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatansiswa.
7)
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Keterlaksanaan
dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya
asas-asas berikut:
1)
Asas Kerahasiaan,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang
lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2)
Asas kesukarelaan,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta
didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperlukan baginya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan tersebut.
3)
Asas keterbukaan,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik
di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas
kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih
dahuu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4)
Asas kegiatan,yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong
peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling
yang diperuntukan baginya.
5)
Asas kemandirian,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling,
yakni: peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan
segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6)
Asas Kekinian,yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang.
Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat
dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat
sekarang.
7)
Asas Kedinamisan,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton,
dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
8)
Asas Keterpaduan,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru
pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
9)
Asas Keharmonisan,yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan
nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan
atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila
isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu.
Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli) memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10) Asas
Keahlian,yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional.Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11) Asas
Alih Tangan Kasus,yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli)
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
atau ahli lain; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus
kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
Tujuan
pelayanan bimbingan di sekolah ialah agar konseli dapat: [4]
1)
Merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan dating.
2)
Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3)
Menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya.
4)
Mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan sekolah, masyarakat,
maupun lingkungan kerja.
Pelayanan
Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah atau madrasah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan
belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan bimbingan dan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual atau
kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi,
serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi
kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
D.
Macam-MacamLayananBimbingan dan
konseling
Adapun
macam-macam dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut: [5]
1)
Layanan Orientasi
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru
itu.
-
Tujuan Layanan Orientasi
Layanan
orientasi bertujuan untuk membantui individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan perkataan lain agar individu
dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada
suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan
individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.
2)
Layanan Informasi
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan
jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
untuk kepentingan peserta didik (klien).
-
Tujuan Layanan Informasi
Layanan
informasi bertujuan agar individu(siswa) mengetahui menguasai informasi yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan
dirinya. Layanan informasi juga bertujuan pengembangan kemandirian.
3)
Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat
erta kondisi pribadinya.
-
Tujuan Layanan Penempatan dan
Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran bertujuan supaya siswa bisa menempatkan diri dalam
program studi akademik dan lingkup kegiatan nonakademik yang menunjang
perkembangan serta semakin merealisasikan rencana masa depan. Dengan kata lain,
layanan penempatan dan penyaluran bertujuan agar siswa memperoleh tempat yang sesuai
untuk pengembangan potensi dirinya.
4)
Layanan pembelajaran
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri
pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai
aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
-
Tujuan layanan pembelajaran
Siswa
dapat mengembangkan sikap kebiasan yang bersifat positif. Serta dapat menguasai
materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan keteramplan mereka sendiri.
5)
Layanan Konseling Individual
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru
pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
dideritanya.
-
Tujuan layanan konseling perorangan
Tujuan
layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi dirinya
sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan
dirinya, sehingga klien dapatmengatasinya.
6)
Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara
bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk
menunjanguntukpemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk
pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan
tertentu.
-
Tujuan layanan bimbingan kelompok
Secara
umum tujuan bimbingan kelompok adalh untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan(siswa).
Secara khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tinghkah laku yang lebih efektvif.
7)
Layanan Konseling Kelompok
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah
maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
- Tujuan
konseling kelompok meliputi:
1)
Melatih anggota kelompok agar berani
berbicar dengan orang banyak.
2)
Melatih anggota kelompok dapat
bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
3)
Dapat mengembangkan bakat dan minat
masing-masing anggota kelompok.
4)
Mengentaskan
permasalahan-permasalahan kelompok.
5)
E.Kegiatan PendukungLayanan
Bimbingan dan Konseling
a.
Aplikasi Instrumentasi
Yaitu
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan
peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat
dilakukan denagn berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun nontes.
b.
Himpunan Data
Yaitu
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien).
Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
c.
Konferensi Kasus
Yaitu
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang
dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri
oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini
dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
d.
Kunjungan Rumah
Yaitu
kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keteranang,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik (klien)
melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh
dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya.
e.
AlihTanganKasus
Yaitu
kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien) dengan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini
memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi pihak yang dapat
memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerjasama
dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan
layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya saling terkait
dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling keterkaitan
dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula
fungsi-fungsi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Layanan
diambil dari kata layan yang berarti menanggapi, membimbing dan membantu. Dalam
bahasa inggris “layan” berartito serve, guidancedanto help.
layanan
itu sama dengan bimbingan yang berarti (1) sejenis pelayanan kepada individu
agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan
menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dalam
lingkungan tempat mereka hidup; (2) proses pemberian bantuan atau pertolongan
kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, memilih, menentukan, dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan; dan (3)
cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan
secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan
pribadinya.
Sedangkan
konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik
inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan
perubahan yang medasar, yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan,
pemikiran, pandangan, dan perasaan.
B.
Saran dan Kritik
Alhamdulillah
kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya makalah
Bimbingan dan Konseling ini. Namun, dengan selesainya bukan berarti telah
sempurna, karena kami sebagai manusia, sadar bahwa dalam diri kami tersimpan
berbagai sifat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi
terhadap kinerja kami.
Oleh
karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
perlukan guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu
pertimbangan dalam setiap langkah sehingga kami terus termotivasi ke arah yang
lebih baik dan semoga makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddiqi,
Habibi. 2013.Bimbingan dan Konseling. http://habibie16.blogspot.com
/2013/01/bimbingan-dan-konseling.html(diakses pada tanggal 24 Mei 2013)
Hidayat, Dede
Rahmat. 2013.Bimbingan Konseling (Kesehatan Mental di Sekolah).Bandung:
RosdaKarya.
Hikmawati,
Fenti. 2012.Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Juni.
2012.Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling. http://juni-xfriend.blogspot.com
/2012/08/kegiatan-pokok-bimbingan- dan-konseling.html(diakses pada tanggal 24
Mei 2013)
Maulana Rizky,
dan Putri Amelia.Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Lima
Bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar